Berapa banyak dari Anda yang seringkali mendengar bahwa bermain game tidak pernah menghasilkan sesuatu yang positif? Stigma yang satu ini tampaknya melekat kuat dan sulit dihapuskan dari benak mereka yang awam dengan industri ini. Terlepas dari beragam penelitian yang memperlihatkan segudang efek positif yang bisa ia hasilkan, video game dianggap sebagai sebuah media hiburan belaka yang sama sekali tidak produktif. Namun siapa yang menyangka, bahwa kegemaran Anda bermain game, bisa saja membantu Anda mendapatkan pekerjaan impian di masa depan. Sebuah tren yang kabarnnya, tengah naik daun di dunia pekerjaan.
Dengan persaingan yang semakin ketat, penelitian menyebutkan bahwa lama proses seleksi calon karyawan kini memakan waktu dan biaya yang jauh lebih lama. Selain lama dan mahal, tidak ada jaminan juga bahwa perusahaan akan berhasil merekrut individu yang memang memiliki skill set dan kepribadian yang cocok dengan jenis pekerjaan yang mereka incar. Jawaban lewat serangkaian tes psikologi tampaknya tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang relevan. Banyak perusahaan besar kini mulai melirik video game sebagai alat seleksi calon karyawan yang efektif.
Untuk menghasilkan proses seleksi calon karyawan yang lebih murah dan efektif, banyak perusahaan besar yang mulai beralih dengan menggunakan video game sebagai media. Perusahaan yang memfasilitasi hal tersebut juga kian tumbuh subur.
Hal inilah yang diungkapkan oleh ahli ekonomi M.I.T – Erik Brynjolfsson. Lewat sebuah perusahaan baru bernama – Knack yang berfokus pada proses seleksi karyawan via video game, metode ini dilihat sebagai cara paling efektif untuk memilih calon karyawan yang cocok. Game-game ini akan membantu perusahaan melihat seberapa kreatif, waspada, adaptif, kemampuan multitask, dan konsentrasi setiap calon karyawan yang ada. Knack sendiri menawarkan game-game khusus seperti Knack’s Wasabi Water yang memang dibangun untuk memenuhi tujuan Tersebut. Tidak hanya Knack, sebuah perusahaan lain bernama ConnectCube juga mulai menjajal potensi pasar yang sama dengan serangkaian game puzzle yang mereka bangun.
Belum jelas apakah metode yang sama juga sudah mulai dilirik perusahaan-perusahaan besar Indonesia atau tidak. Walaupun tidak secara langsung membuat kita sebagai gamer tampil sebagai calon karyawan yang terlihat di mata perusahaan, namun setidaknya perasaan familiar terhadap video game akan memberikan sedikit keuntungan ekstra. Pastikan saja kebiasaan gaming Anda tidak terbawa saat seleksi terjadi. Contoh? Mulai berteriak “Noob..noob..noob..”..
Source: GameSpot